"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati." (QS. Ali 'Imran: 185)
Kematian adalah sebuah kepastian. Ia adalah tamu yang akan mendatangi setiap rumah, tanpa memandang usia, status, atau kesiapan kita. Namun, sebagai seorang penyuluh, saya sering menjumpai fenomena yang sama di tengah masyarakat: kepanikan dan kebingungan saat salah satu anggota keluarga atau tetangga meninggal dunia.
Banyak yang tidak tahu harus memulai dari mana. Siapa yang akan memandikan? Bagaimana cara mengafani? Apa bacaan salatnya?
Ironisnya, kita lebih sibuk mempelajari ilmu untuk hidup, namun sering kali abai mempelajari ilmu untuk mengurus akhir kehidupan saudara kita. Padahal, mengurus jenazah adalah sebuah ilmu mulia yang memiliki kedudukan sangat penting dalam Islam.
Pentingnya Mengetahui Ilmu Pengurusan Jenazah Bagi Setiap Muslim
1. Status Hukumnya Fardhu Kifayah
Alasan pertama dan utama adalah status hukumnya. Pengurusan jenazah—mulai dari memandikan, mengafani, mensalatkan, hingga menguburkan—hukumnya adalah Fardhu Kifayah.
Apa artinya?
Fardhu Kifayah adalah kewajiban yang dibebankan kepada seluruh komunitas Muslim di suatu wilayah. Kewajiban ini akan gugur (dianggap sudah dilaksanakan) jika sudah ada sebagian orang yang mampu dan melaksanakannya.
Masalahnya: Jika dalam satu kampung atau wilayah, tidak ada satu orang pun yang mampu melakukannya dengan benar sesuai syariat, maka seluruh orang di wilayah itu akan menanggung dosa.
Kita tidak bisa selamanya bergantung pada "Pak Modin" atau "Amil" di kampung kita. Bagaimana jika beliau berhalangan, sakit, atau sedang berada di luar kota? Apakah jenazah saudara kita akan ditelantarkan? Ini adalah tanggung jawab kita bersama.
2. Bentuk Penghormatan Terakhir yang Sesuai Syariat
Mengurus jenazah adalah tugas mulia. Ini adalah bentuk penghormatan dan pelayanan terakhir kita kepada seorang Muslim sebelum ia menghadap Rabb-nya.
Kita tentu ingin memberikan yang terbaik. "Terbaik" dalam konteks ini bukanlah kain kafan yang mahal atau nisan yang megah, melainkan prosesi yang sesuai dengan tuntunan syariat yang diajarkan Rasulullah SAW.
Tanpa ilmu, tentunya banyak hal bisa salah. Ilmu ini memastikan bahwa kita memuliakan jenazah saudara kita dengan cara yang paling diridhai Allah SWT, bukan sekadar "asal selesai".
3. Mengurus Keluarga Adalah Tanggung Jawab Terdekat
Seringkali, saat orang tua atau pasangan kita wafat, kita justru menyerahkan seluruh prosesinya kepada orang lain karena alasan "tidak tega" atau "tidak tahu".
Padahal, yang paling berhak dan paling utama untuk mengurus jenazah (terutama memandikan) adalah keluarga terdekatnya (mahram). Merekalah yang paling paham akan kondisi jenazah, paling bisa menjaga aib (jika ada), dan paling besar kasih sayangnya.
Bayangkan betapa mulianya seorang anak yang bisa memandikan dan mengafani ibunya sendiri untuk terakhir kali, atau seorang istri yang mengurus suaminya. Ini adalah bakti dan khidmat terakhir yang tak ternilai harganya. Namun, kemuliaan ini tidak bisa dicapai tanpa ilmu.
4. Pengingat Kematian (Tazkiratul Maut) yang Paling Efektif
Bagi yang hidup, mempelajari dan mempraktikkan ilmu pengurusan jenazah adalah tazkiratul maut (pengingat kematian) yang paling kuat.
Ketika tangan kita membersihkan jasad yang sudah kaku, ketika kita membentangkan kain kafan putih, kita akan sadar bahwa di posisi itulah kita semua akan berakhir.
Manfaatnya luar biasa bagi rohani kita:
- Melembutkan hati yang keras.
- Mematahkan sifat sombong dan angkuh.
- Mengurangi kecintaan berlebih pada dunia (hubbud dunya).
- Mendorong kita untuk segera bertaubat dan mempersiapkan bekal amal.
Ilmu ini tidak hanya bermanfaat bagi yang sudah wafat, tapi juga sangat bermanfaat untuk "menghidupkan" hati kita yang masih hidup.
Jangan Menunggu Musibah Baru Belajar
Ilmu pengurusan jenazah bukanlah ilmu "cadangan" yang hanya dipelajari oleh sebagian orang. Ini adalah life skill (keterampilan hidup) yang esensial bagi setiap Muslim.
Jangan menunggu sampai ayah, ibu, atau tetangga kita wafat baru kita kebingungan mencari panduan di YouTube atau bertanya-tanya dalam kepanikan.
Sebagai Penyuluh Agama, saya mengajak seluruh masyarakat:
- Cari Tahu: Mulailah proaktif. Tanyakan kepada ustadz, kiai, atau penyuluh agama di wilayah Anda.
- Ikuti Pelatihan: Saat ini banyak masjid atau lembaga yang mengadakan pelatihan (praktik) pengurusan jenazah.
- Ajarkan: Jika Anda sudah bisa, ajarkan kepada keluarga dan lingkungan Anda.
Mempelajari cara mengurus jenazah bukanlah untuk "menakut-nakuti", tetapi untuk mempersiapkan diri melaksanakan kewajiban mulia dengan cara terbaik. Semoga Allah SWT membimbing kita semuanya. Aaamiiin...
---





0 Comments