Beberapa tahun terakhir, istilah fatherless semakin sering terdengar. Istilah ini merujuk pada kondisi anak yang tumbuh tanpa kehadiran ayah secara utuh, baik secara fisik maupun emosional. Ironisnya, banyak anak yang secara status masih memiliki ayah, tetapi tidak merasakan peran ayah dalam kehidupan mereka.
Fenomena ini menjadi persoalan serius karena berdampak langsung pada pembentukan karakter, emosi, dan keimanan anak.
Apa yang Dimaksud dengan Fatherless?
Fatherless tidak selalu berarti ayah meninggal atau bercerai. Dalam banyak kasus, fatherless terjadi ketika:
- Ayah terlalu sibuk bekerja
- Ayah hadir di rumah tetapi abai secara emosional
- Ayah menyerahkan sepenuhnya pengasuhan kepada ibu
- Ayah tidak menjalankan peran kepemimpinan dan pendidikan
Akibatnya, anak kehilangan figur teladan, pelindung, dan pembimbing utama dalam hidupnya.
Baca Juga: Tiga Tahap Mendidik Anak dalam Islam Sesuai Usia
Mengapa Fenomena Fatherless Semakin Banyak Terjadi?
1. Perubahan Pola Kehidupan dan Tuntutan Ekonomi
Tuntutan ekonomi membuat banyak ayah lebih fokus pada pekerjaan daripada keluarga. Waktu bersama anak menjadi sangat terbatas, bahkan nyaris tidak ada. Islam tidak melarang bekerja keras, tetapi melalaikan amanah keluarga adalah kelalaian yang besar.
2. Kesalahan Pemahaman Peran Ayah
Sebagian masyarakat masih berpandangan bahwa tugas ayah hanya mencari nafkah, sementara urusan pendidikan dan pengasuhan diserahkan kepada ibu. Padahal dalam Islam, ayah adalah pendidik utama dalam keluarga, terutama dalam hal akidah dan kepemimpinan.
3. Krisis Keteladanan
Sebagian ayah belum siap menjadi figur teladan. Anak melihat ayah yang tidak solat tepat waktu, sering berkata kasar, sering menyakiti hati ibu, bahkan ada yang tidak bertanggung jawab terhadap keluarga. Hal ini membuat anak kehilangan figur yang bisa diteladani.
4. Perceraian dan Konflik Keluarga
Perceraian yang tidak sehat seringkali membuat ayah menjauh dari anak. Padahal dalam Islam, perceraian tidak menghapus tanggung jawab ayah terhadap pendidikan dan nafkah anak.
Dampak Fatherless bagi Anak
Berbagai penelitian dan realitas sosial menunjukkan bahwa anak fatherless rentan mengalami:
- Krisis identitas dan kepercayaan diri
- Masalah emosi dan perilaku
- Kesulitan dalam mengambil keputusan
- Lemahnya disiplin dan kontrol diri
- Jauh dari nilai agama
Anak laki-laki kehilangan figur maskulinitas yang sehat, sementara anak perempuan kehilangan sosok pelindung dan pemberi rasa aman.
Dampak paling menakutkan adalah ketika anak laki-laki kehilangan sosok maskulinitas dia akan mudah dipengaruhi oleh paham-paham melenceng/penyimpangan yang belakangan ini merebak di masyarakat.
Bagi anak perempuan, hilangnya sosok pelindung bagi dirinya akan menjadikannya mudah untuk didekati oleh "sosok pelindung" di luar sana, di mana tidak semua sosok yang ditemui adalah orang yang baik. Na'udzubillah..
Pandangan Islam tentang Peran Ayah
Islam menempatkan ayah pada posisi yang sangat strategis dalam keluarga.
Allah SWT berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…”
(QS. At-Tahrim: 6)
Ayat ini menegaskan bahwa ayah memiliki tanggung jawab kepemimpinan spiritual dalam keluarga.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Ayah adalah pemimpin rumah tangga, bukan sekadar pencari nafkah.
Peran Ayah dalam Islam
Dalam Islam, ayah memiliki peran penting, antara lain:
- Menanamkan tauhid sejak dini
- Menjadi teladan akhlak dan ibadah
- Membangun kedisiplinan dengan kasih sayang
- Melindungi dan memberikan rasa aman
- Mendoakan anak-anaknya
Doa ayah untuk anak memiliki kedudukan yang sangat istimewa di sisi Allah.
Solusi Islam Menghadapi Fenomena Fatherless
Islam menawarkan solusi yang bersifat preventif dan solutif:
- Mengembalikan Kesadaran Amanah
Ayah harus menyadari bahwa anak adalah titipan Allah, bukan sekadar tanggung jawab ibu. - Kehadiran Berkualitas (Quality Time)
Bukan soal lama, tetapi kehadiran yang bermakna: berbicara, mendengar, shalat bersama, dan memberi nasihat. - Ayah sebagai Teladan, Bukan Hanya Pemberi Perintah
Anak lebih mudah meniru daripada mendengar nasihat panjang. - Menguatkan Pendidikan Keluarga Berbasis Iman
Rumah harus menjadi madrasah pertama, dan ayah adalah kepala madrasahnya.
Penutup
Fenomena fatherless adalah alarm bagi umat Islam untuk kembali kepada nilai-nilai keluarga yang diajarkan Rasulullah ﷺ. Kehadiran ayah bukan hanya soal fisik, tetapi tentang peran, kasih sayang, kepemimpinan, dan keteladanan.
Jika ayah hadir secara utuh, insyaAllah anak akan tumbuh dengan jiwa yang kuat, iman yang kokoh, dan akhlak yang terjaga.
Wallahu a’lam bish-shawab.
-rosmala


0 Comments