Pada hari Sabtu (24/6/2023) alhamdulillah telah terlaksana acara perpisahan siswa TK Ayadil Ikhwah Kota Mataram. Acara berlangsung dengan penuh keceriaan dan kegembiraan.
Saya sebagai orang tua murid merasa beruntung, karena melihat di tengah-tengah gelombang wisuda yang saat ini banyak dikeluhan orang tua lain di luar sana. Mereka harus mengeluarkan uang ratusan ribu hingga jutaan untuk acara perpisahan/wisuda anak mereka. Kami kemarin hanya mengeluarkan uang kurang dari seratus ribu saja.
Jadi sebenarnya di sini saya mau cerita bahwa acara perpisahan anak saya kemarin sangat sesuai dengan harapan semua orang tua. Awalnya saya pribadi sempat khawatir, karena beberapa teman ada yang curhat harus mengeluarkan biaya dari Rp 400.000,- hingga Rp 600.000,- untuk acara wisuda anaknya yang masih TK. Namun ketika diumumkan kalau hanya membayar delapan puluh ribu, saya langsung menghela nafas lega.
Saya lumayan takjub, iuran yang hanya Rp 80.000,- itu katanya untuk biaya pembuatan selendang dengan bordir nama anak, kalung pin dan foto. Tapi ternyata wali murid mendapatkan konsumsi, anak-anak juga ada bingkisan snacknya, terus masing-masing dapat hadiah juga. Harusnya lebih dari delapan puluh ribu ya kalau dihitung-hitung, hehe. Alhamdulillah.
Oke, kembali ke masalah biaya. Sudah terlihat bedanya ya? Orang tua yang mengeluarkan biaya hingga 600ribu itu ternyata acara perpisahan anaknya di hotel. Mereka memakai seragam khusus dan fasilitasnya tentu lebih bagus.
Sekolah anak saya hanya meminta iuran delapan puluh ribu karena acara perpisahan dilaksanakan di sekolah dengan memakai seragam batik khas sekolahnya. Iya, terlihat sederhana. Namun jika diamati lagi substansi dan esensinya, menurut saya, tidak jauh berbeda.
Semua anak diberi kesempatan yang sama. Mereka tampil secara bergiliran di atas panggung sesuai dengan potensi yang mereka miliki. Anak yang sudah lancar membaca, diberi kesempatan membawakan puisi dan pantun. Ada yang memiliki hafalan paling banyak, tampil membacakan salah satu surat favoritnya. Ada juga yang sudah lancar membaca al-Quran, tampil membaca alQuran dengan suara merdunya.
Ada lagi yang suka sains, mereka melakukan eksperimen (percobaan) sains di atas panggung dengan penuh antusias. Ada yang suka bercerita, tampil menceritakan kisah Qorun yang dibinasakan Allah karena kesombongannya. Anak yang suka bahasa arab, mereka tampil mempratikkan percakapan bahasa Arab.
Kemudian ada juga anak yang sudah hafal gerakan sholat lengkap dengan bacaan dan doa-doanya, tampil sholat berjamaah di atas panggung dengan sempurna. Apa lagi? Kalau dituliskan semua tidak habis-habis nanti.
Orang tua mana yang tidak terharu dan bangga akan anaknya ketika melihat itu semua? Insyaallah anak-anak akan selalu ingat bagaimana orang tua dan guru-guru mereka mengajarkan arti kesederhanaan, namun tetap memperhatikan inti dan tujuan.
Terakhir, sebelum acara ditutup, setiap anak diberi hadiah sebagai bentuk apresiasi. Jadi tidak ada satupun yang merasa minder dan sedih karena tidak tampil di atas panggung. Tidak ada yang merasa dirinya kurang berharga, semua terlihat riang gembira.
Bagaimana? Acara perpisahan TK memang bisa kok dilaksanakan secara sederhana, namun tetap bermakna. Wisuda yang megah di hotel mewah, boleh-boleh saja. Namun jangan sampai hal itu menjadi budaya yang menjadikan semua sekolah merasa wajib untuk mewujudkannya. Mari kita semua fokus kepada esensi dari kegiatan wisuda. Adapun model acaranya, boleh lebih sederhana, namun tetap bermakna.
0 Comments